CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 29 September 2007


Di saat teknologi internet semakin dipakai luas dan kebutuhan untuk mengintegrasikan isi aplikasi internet semakin tinggi, peran eXtensible Markup Language (XML) sebagai data tukar antar sistem bermain penting untuk memenuhi kebutuhan integrasi tersebut. Sebagai contoh: sebuah penerbit media di internet mampu mengintegrasikan ribuan ringkasan berita dari berbagai stasiun berita secara otomatis berkat dipasangnya 'RSS feeder' di halaman web-nya. Atau berita baris terkini segera terkirim ke PDA anda berkat diseminasi terusan informasi melalui spesifikasi RSS. RSS singkatnya adalah format sindikasi berita (dalam XML) mengenai judul, ringkasan, tanggal publikasi, dan penerbit. Pada dasarnya RSS adalah metadata tentang "suatu" item berita atau informasi di web (dikenal sebagai "syndication feeds"). Saat ini, selain RSS dikenal pula spesifikasi alternatif: Atom. Di dunia internet, metadata pada umumnya ditulis dengan XML. Meskipun demikian, sebenarnya rekomendasi dari W3C untuk penulisan metadata secara umum adalah RDF (Resource Description Framework). Termotivasi agar lebih berguna dan me'rakyat' untuk dunia internet, RDF/XML adalah bentuk pen-"serial"-an RDF menjadi format XML, seperti yang dipakai dalam spesifikasi RSS 1.0. Pada kesempatan lain akan dilihat secara lebih mendalam keuntungan metadata ditulis dengan RDF/XML. Kembali ke penerbit artikel di atas, RSS feeder bertugas mem-"parsing" XML file melalui alamat akses (URL) dari RSS terdaftar dan selanjutnya ditampilkan di halaman website. Salah satu keuntungan XML yang paling menonjol adalah mempunyai MIME (Multipurpose Internet Mail Extensions) bertipe teks, sehingga akses dan proses data dalam bentuk XML menjadi "ringan" melalui protokol internet - HTTP, selain tentu saja memungkinkan kita/manuasia membaca isi yang dituliskan dalam XML. Seiring larisnya penggunaan format sindikasi untuk berbagi informasi (misalnya berita, artikel, blog, foto), ide pengkodean posisi kebumian dari isi informasi ataupun penerbit bermunculan. Pengkodean ini dilakukan dengan menyisipkan berkonotasi posisi kebumian di sela2 elemen pembawa informasi. Dengan adanya tag yang merepresentasikan posisi, baik sebagai lintang/bujur, grid, atau sekedar nama tempat dari titik dan luasan, informasi yang dibawa dapat di-‘geocoding’-kan. Sekedar contoh: berita baris terkini tentang kebakaran hutan dalam radius 10 km dari posisi telpon genggam atau rumah kita dapat membantu kesiapan kita mengantisipasi efek asap. Mulai dari sindikasi berita, cerita (blog), dan bahkan foto (flickr.com), kesadaran bertag geo semakin meluas. Untuk mengkodekan informasi posisi kebumian dalam aplikasi GIS, GML (Geography Markup Language) merupakan spesifikasi spesial yang dikhususkan untuk merepresentasikan informasi geometri dan topologi fitur atau objek kebumian. Berikut ini adalah contoh sederhana penkodean luasan dengan GML.
<> < srsname="http://www.opengis.net/gml/srs/epsg.xml#4326"> < gml="http://www.opengis.net/gml">267933,539914 185302,459816 < /gml:Box > < /gml:boundedBy >
Untuk mengkodekan cakupan geografis metadatanya, terdapat spesifikasi ISO19115 dari ISO. Selain itu salah satu standard metadata untuk perpustakaan dan sistem catalog: DC (Dublin Core)mengekspresikan informasi kebumian, misalnya luasan, melalui element yang dimuat dalam DC terms. Untuk pengkodean informasi posisi geometri, bisa juga dipakai draft internasionalisasi posisi Geo (WGS84 Vocabulary) dari Semantic Web W3C. Pada umumnya, pengkodean info posisi untuk keperluan sindikasi berita dan publikasi foto dibuat dengan mengambil ‘namespace’ dan elemen yang relevant dari spesifikasi-spesifikasi tersebut. Berikut ini contoh singkat pengkodean dengan GeoRSS yang merekomendasikan penggunaan elemen GML di dalam Atom (diambil dari GeoRSS):

0 komentar: